Dan kali ini aku yg mengemudi motornya, kondisi Marta kurang fit lantaran kurang tidur.
Heee,,aku hari senin nya bolos magang deh.
Hubungan aku dengan Marta semakin akrap. Dia mengenalkan aku dgn Ka Zec kakak perempuannya Marta bahkan Ka Zec m’anggap aku spt adenya juga, mengenalkan aku dgn teman2 nongkrong dia yang rata2 semuanya normal. Marta bilang ia pengen mengajari aku tuk bisa berubah mnjadi co yang lebih gentel, berani N bisa mengenal cewek.Mengajakin aku ketempat akifitasnya, tempat ia bekerja, dan lain sebagainya.
Di mataku Marta adalah org yg penuh semangat, tak pernah mengeluh walau dlm kesusahan, ceria, dewasa, dan banyak sekali kerabat2 dia yg begitu sayang sama dia.
Dan aku merasa beruntung bf’an sama Marta, dgn keterbatasan dia tak pernah menuntut yg macam2. Malah dia berusaha untuk membahagiakan aku.
Marta sekarang menjadi kebutuhan ku.
Kamipun saling berbagi senang maupun duka, pernah kejadian d siang hari yg sangat terik Marta menelfonKu. Ia meminta ku untk menemuinya, dia kehabisan bensin di tengah perjalanan menuju tempat kerja dan uang d kantong dia Cuma 5ribu rupiah pdhal harga BBM sudah naik 7ribu rupiah. Aku senang Marta dapat mengandalkan ku.
Tak terasa masa magangku d Bjm akan berakhir. Hari terakhir d Bjm ku habiskan berdua’an dgn Marta, akupun memutuskan menginap d rumah Marta.
Entah perasaan ku saja, ada yg berbeda dgn Marta. Ia tak begiu menghiraukan ku malah asyk sms’an, bahkan saat menjelang tidur ia tak mencium keningku.
Saat Marta tertidur ada sebuah sms masuk d phonecell nya, rasa penasaranku membuatKu lancang membuka sms tsb. Hanya ada 1 sms dan yg lainnya sudah dhapus.
“sayang,met bobo jugayah dan mimpi indah, Mmmmmuachh.! “
Sayang.? Bukannya sayang Marta adalah aku.
Trs siapa org yg mengirim sms.
Guncangan kuat menghancurkan batinku, aku tak bisa membendung air mataku, darahku tertekan seakan tak mengalir lagi, apakah kekuranganku Marta, apakah kesalahanku Marta, aku terus menggali titik kesalahanku.
Aku save no tsb dan berencana untuk menelfonnya besok pagi. Marta tak mungkin selingkuh, dia bilang aku cinta pertama dan terakhirnya d dunia Gay. Maka aku meyakinkan diri bahwa org tsb adalah cewek, aku tak masalah berbagi dgn cewek biarpun aku mendapat bagian lebih sedikit.
Aku mencoba memejamkan mata, ku memantapkan diri bahwa Marta tak mungkin selingkuh.
Pagi menjelang, matahari bersinar dgn cerah nya.
Seperti rencanaku malam tadi, maka ku telfon no tsb.
“haloo…ini siapa yah.?”
Batinku kembali berguncang karena yg mengangkat telfonku adalah cowok.
Aku kembali meyakinkan diri, mungkin dia kakak/ade cewek tsb.
“Nie Madi, maaf Susi nya mana yah (sok ngles)?”
“maaf salah sambung, ini Ari tak ada yg namanya Susi”
Aku mematung tak bisa berbicara apalagi.
Tubuhku jantungku remuk, aku tak bisa menggambarkan spt apalagi perasaan ku waktu itu. Aku berusaha untuk tegar maka kusimpan perasaanku nie sendiri,aku tak mau Marta melihatku menangis, tak mau terjadi konflik antara aku dan Marta.
Aku berusaha menutupi kesedihanKu saat pamitan pulang dgn Marta.
Di perjalanan pulang ku habis2an menangis dan berteriak.
“Marta aku sayang kamu”
Seharian aku merenungi diri tak ada mehubungi Marta, kemudian Marta menelfonKu
“Madi knp ga da sms , lagi ngpaen nieh.?”
Kali ini ku tak bisa membendung tangis dan kesedihanKu.
“Tha…Ari itu siapa?” awalnya dia tak mengaku tp terus ku desak dan akhirnya mengaku juga. Mendengar pengakuan Marta spt hari mau kiamat. Tanpa persiapan langsung menghancurkan segala2nya.
“Tha km pilih antara aku dgn Ari.?”
“Madi aku syg km, km orang yang baik tapi aku tak bisa terus2an hidup spt ini. Aku tak bisa berkomitment dgn cowok, aku butuh kesenangan, dan maaf Madi sekarang kita berteman saja”. Secara garis besar Marta memilih Ari.
Dimana janji km Marta, aku yg terakhir untk km, kamu ingin mengajari aku untuk mencintai cewek tp knp km sendiri yang melanggarnya.
Hati dan jiwaku yang telah remuk kini hancur menjadi abu.
Aku tak percaya Marta melakukan itu, dia org yang begitu baik dan penuh semangat.
